Senin, 05 Desember 2011

sea games 2011


Pemanah
Pemanah muda asal Bojonegoro, Erwina Safitri mengaku bingung menggunakan uang bonus yang diraihnya pada ajang SEA Games XXVI 2011. Pasalnya, ia yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) 2, Bojonegoro, kelas IX, dan belum memikirkan masa depannya.
"Bingung mas dipake untuk apa, belum kepikiran juga sih, apalagi untuk kedepannya seperti apa, tapi kayanya ditabung dulu saja, siapa tahu nanti dibutuhkan" kata Erwina dengan wajah lugunya
Erwina benar-benar menjadi bintang lapangan Indonesia pada cabang panahan SEA Games XXVI 2011, karena perempuan kelahiran 7 Juli 1993 tersebut mampu menyumbangkan tiga medali emas dari empat yang diraih, diantaranya di nomor recurved tunggal putri, recurved ganda putri, dan recurved campuran.
Atas raihan tersebut Erwina pun menjadi pemain sumbangsih terbesar karena tim panahan mampu menjadi juara umum dengan memperoleh empat emas, dan dua perunggu."Ya senang dan bangga pastinya, akhirnya perjuangan panjang berakhir dengan manis, dan sesuai harapan," jawabnya
Meski masih muda Erwina kini menjadi salah satu pemanah Indonesia terbaik dalam nomor Recurve Puteri bersama pemanah Ika Yuliana, Titiek Kusumawardani dan Nova N.
Dana Talangan Sea Games Gunakan Uang Racapital
JAKARTA - Pembiayaan SEA Games XXVI di Palembang, Sumatera Selatan, November 2011 mendatang disinyalir bukan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) atau perusahaan negara. Dana tersebut akan ditalangi oleh perusahaan investasi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh wartawan dari sejumlah sumber, dana talangan itu berasal dari kas Recapital, perusahaan investasi yang dimiliki oleh dua pengusaha muda, Rosan Perkasa Roslani dan Sandiaga Salahuddin Uno.

"Ini kan demi bangsa. Saya dan partner  hanya berusaha membantu sebisanya," kata Rosan di Jakarta, Senin (19/9/2011).

Sayangnya, Rosan menolak menyebutkan jumlah dana talangan itu. Seperti diberitakan, pembiayaan untuk perhelatan olahraga Asia Tenggara itu sempat memunculkan polemik publik, menyusul mendesaknya waktu penyelenggaraan.

Namun, pada 15 September 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meneken Peraturan Presiden RI Nomor 59 Tahun 2011 tentang Pengadaan Barang/Jasa Untuk Penyelenggaraan SEA Games XXVI Tahun 2011 dan ASEAN PARA Games VI tahun 2011.

Perpres ini memungkinkan pengadaan barang/jasa untuk SEA Games yang menggunakan anggaran negara bisa dilakukan dengan mekanisme penunjukan langsung.

Pembiayaan dilakukan melalui mekanisme block grant untuk mendanai proyek penyelenggaraan SEA Games.
Peraih Perunggu SEA Games, Noldy George Ingin Main Kartu Seumur Hidup

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG-- "Saya ingin main bridge seumur hidup. 'No limit'," ujar Julius Anthonius George (50) ketika ditanya sampai kapan dia akan menggeluti olahraga otak itu.
Bagi pria yang akrab disapa Noldy George itu, olahraga bridge sudah menjadi dunianya sejak lama. "Sepanjang saya masih sehat dan kuat, saya tetap akan main bridge. Selama bangsa dan negara masih membutuhkan, saya akan tetap siap menyumbangkan tenaga," ujar anggota tim nasional (timnas) bridge yang saat ini tengah berlaga di ajang SEA Games XXVI di Palembang itu.
Noldy merupakan anggota tertua di timnas bridge yang berlaga di ajang SEA Games. Ia turun berpasangan dengan Franky Steven Karwur. Bersama pasangan Robert P Tobing-Taufik G Asbi dan pasangan Tommy Rogi-Octa V Wohon, sejauh ini ia telah menyumbangkan medali perunggu untuk kontingen Indonesia melalui nomor beregu putra.
Pria kelahiran Makassar, 8 November 1961 itu juga turun di nomor beregu campuran dan nomor pasangan putra. Ia berharap, dapat berbuat lebih maksimal dengan menyumbangkan medali emas untuk Merah Putih.
Noldy sendiri mengaku sudah berkecimpung di dunia bridge profesional sejak 31 tahun silam, persisnya setamat dari pendidikannya di sekolah menengah atas. "Usai menamatkan SMA di Makassar saya sudah main bridge dan sepertinya saya tidak mungkin bisa lepas dari olahraga ini," ujar suami Wanda Mokali itu.
Ditanya soal prestasi terbaiknya, ayah dari seorang putra itu menyatakan pernah menyabet juara di kejuaraan dunia tidak resmi di India pada 1997. Kemudian, ia juga pernah masuk delapan besar dunia di Olimpiade Bridge yang dilangsungkan di Italia pada 1992.
Kalau di level nasional prestasinya sudah tidak terhitung. Sangat banyak kejuaraan tingkat nasional yang telah diikuti dan dimenangkannya. Ia mengaku sangat berharap olahraga bridge dapat lebih memasyarakat lagi di Tanah Air.